Selamat Datang

Selasa, 17 Januari 2012

Cerita Inspirasi : Perangkap Tikus

Seekor tikus mengintip lewat celah di dinding untuk melihat petani dan istrinya membuka sebuah paket.

"Makanan apa kiranya dalam paket itu?" si tikus membatin. Dia sangat terpukul ketika menghadapi kenyataan bahwa itu adalah perangkap tikus! Dia pun melarikan diri ke halaman belakang gudang, tikus menyatakan peringatan "Ada perangkap tikus di rumah! Ada perangkap tikus di rumah!".
Ayam betina hitam besar berdecak dan mengaiskan kakinya, mengangkat kepalanya dan berkata, "Pak Tikus, aku tahu ini adalah masalah besar bagi kamu, tetapi tidak ada konsekuensi untuk saya, saya tidak bisa terganggu oleh hal itu.”

Tikus berbalik ke Pinkie babi dan berkata kepadanya, "Ada perangkap tikus di dalam rumah." Babi bersimpati, tetapi mengatakan, "Saya sangat menyesal,Pak Tikus, tetapi tidak ada yang bisa saya lakukan tentang hal ini tetapi berdoa saja dan yakinlah Anda dalam doa-doa saya."

Tikus berbalik ke sapi, Bossy tua itu berkata, "Wow, Pak Tikus saya minta maaf untuk Anda, tapi tidak ada kulit dari hidung saya yang bisa kamu nikmati."

Jadi, tikus  kembali ke rumah, dengan kepala tertunduk dan sedih, menghadapi meratapi perangkap tikus itu.
Malam telah larut ketika terdebgar suara perangkap tikus yang berhasil menangkap mangsanya. Istri petani bergegas untuk melihat apa yang tertangkap. Dalam kegelapan, dia tidak melihat, apa yang terperangkap, seekor ular besar yang ekornya  telah terperangkap.

Ular menggigit istri petani. Petani itu bergegas membawanya ke rumah sakit. Sepulangnya Petani dari rumah sakit keadaan istrinya masih demam. Petani itu ingin membuatkan istrinya sup ayam hangat,  pergilah petani itu dengan membawa pisau ke halaman belakang gudang untuk mendapatkan bahan utama sup ini, yaitu ayam betina hitam itu.

Sakit istri petani terus berlanjut, sehingga sahabat dan tetangganya dating untuk membesuk. Petani menyembelih babi untuk makan mereka, sebagai ungkapan terima kasih atas perhatian para sahabat dan tetangga yang datang.
Istri petani tak kunjung sembuh, sehingga beberapa waktu kemudian dia meninggal. Begitu banyak orang datang untuk pemakamannya, petani menyembelih sapi  untuk menyediakan daging yang cukup untuk mereka semua.

Jadi, waktu berikutnya Anda mendengar seseorang sedang menghadapi masalah atau terjadi sesuatu, dan berpikir bahwa itu bukan urusan Anda, mungkin Anda layak mempertimbangkan kembali bahwa ketika salah satu dari kita terancam, kita semua berisiko mengalami hal yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar