wanita muda atau ibu tua ? itulah cara pandang anda |
Ada
dua orang anak kembar namun keduanya tidak pernah akur satu sama lain. Tiap
hari selalu bertengkar dan berselisih paham tentang banyak hal. Yang satu
bernama Gagah, selalu menganggap kalau film kartun adalah
film yang asyik untuk ditonton dan lebih menghibur ketimbang film
action.
Sementara,
kembarannya, Teguh, selalu bilang kalau film kartun adalah film anak-anak
yang suka mengkhayal dan tidak berani menghadapi kenyataan. Pendapat ini timbul
karena Teguh lebih suka dengan film action yang dibintangi
oleh Arnold Swazeneger. Begitu seterusnya, mereka sama-sama tidak mau
menghargai kesukaan masing-masing.
Perselisihan
ini tidak hanya terjadi di rumah, tapi juga di sekolah, tempat bermain, dan tempat-tempat umum
yang seringkali mengganggu kenyaman karena mereka seringkali saling berteriak.
Kalau sudah begitu jadi membuat malu orangtua dan merepotkan sekali.
Suatu
hari orangtua mereka yang
sudah kewalahan menghadapi si kembar meminta pertolongan guru sekolahnya. Pagi
berikutnya, sang guru meminta keduanya masuk ke dalam dua ruangan yang berbeda
yang hanya dipisah oleh sebuah dinding. Sementara sang guru masih
bisa melihat mereka dari kejauhan.
Dalam
ruangan itu ada meja dengan sehelai kertas di atasnya. Ibu guru meminta
keduanya menyebutkan apa warna kertas itu. lagi-lagi mereka berselisih paham.
Teguh bilang, “Kertas itu putih!” Dari ruangan sebelahnya terdengar teriakan. “Bukan!
Bukan putih! Kertas itu hitam!”
“Puith!
Hitam! Putih!!!! Hitam!!!!” Terdengar suara saling bersahutan. Suara mereka
semakin riuh. Perdebatan keduanya pun semakin sengit. “Apa kamu buta warna?! Kertas itu Hitam!” Teguh tak
mau kalah. “Buta warna? Kamu bodoh atau apa sih?! Jelas-jelas ini kertas putih
bukan hitam!”
Mendengar
itu semua, ibu guru lantas berkata,”Tenang anak-anak. Sekarang coba kalian
kemari menghadap ibu guru.” Kedua anak itu menghampiri
ibu guru. “Nah, sekarang kalian bertukar tempat. Teguh ke ruangan Gagah. Dan
Gagah ke ruangan Teguh.”
Keduanya
menuruti kata-kata ibu guru. Dari ruangan yang satu terdengar suara Gagah,”Hmm.
Hihi..hihiii…kertasnya putih, bu.” Sementara di ruangan Teguh.”Hitam, bu.”
Mereka
benar. Ibu guru memang menyiapkan dua kertas yang
berbeda.
Dari
cerita ini dapat diambil sebuah hikmah bahwa
terkadang ketika dua orang berselisih paham, bisa jadi sesungguhnya keduanya
benar. Tak ada yang salah dengan pendapat mereka masing-masing hanya saja
mereka melihat dari sudut pandang yang berbeda.
Pelajaran
untuk kita semua. Kita sering berseteru dalam banyak hal dan kondisi. Tak ada
yang mau mengalah dan mencoba memahami. Terkadang kita hanya mau melihat pendapat diri
kita sendiri yang sepertinya selalu benar.
Namun, bila
orang lain memandang sesuatu yang sama dengan caranya yang berbeda tak ada
salahnya mencoba memahami dan menyikapi perbedaan pendapat dengan cara yang bijaksana.
Dengan mau mencoba mendengarkan pendapat yang lain dan tidak egois mengingat
kita harus bisa lebih bersatu dalam banyak hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar