Selamat Datang

Sabtu, 21 Januari 2012

Cerita Inspirasi : Kisah Si Kembar


wanita muda atau ibu tua ?
itulah cara pandang anda
Ada dua orang anak kembar namun keduanya tidak pernah akur satu sama lain. Tiap hari selalu bertengkar dan berselisih paham tentang banyak hal. Yang satu bernama Gagah, selalu menganggap kalau film kartun adalah film yang asyik untuk ditonton dan lebih menghibur ketimbang film action.

Sementara, kembarannya, Teguh, selalu bilang kalau film kartun adalah film anak-anak yang suka mengkhayal dan tidak berani menghadapi kenyataan. Pendapat ini timbul karena Teguh lebih suka dengan film action yang dibintangi oleh Arnold Swazeneger. Begitu seterusnya, mereka sama-sama tidak mau menghargai kesukaan masing-masing.

Perselisihan ini tidak hanya terjadi di rumah, tapi juga di sekolah, tempat bermain, dan tempat-tempat umum yang seringkali mengganggu kenyaman karena mereka seringkali saling berteriak. Kalau sudah begitu jadi membuat malu orangtua dan merepotkan sekali.

Suatu hari orangtua mereka yang sudah kewalahan menghadapi si kembar meminta pertolongan guru sekolahnya. Pagi berikutnya, sang guru meminta keduanya masuk ke dalam dua ruangan yang berbeda yang hanya dipisah oleh sebuah dinding. Sementara sang guru masih bisa melihat mereka dari kejauhan.

Dalam ruangan itu ada meja dengan sehelai kertas di atasnya. Ibu guru meminta keduanya menyebutkan apa warna kertas itu. lagi-lagi mereka berselisih paham. Teguh bilang, “Kertas itu putih!” Dari ruangan sebelahnya terdengar teriakan. “Bukan! Bukan putih! Kertas itu hitam!”
“Puith! Hitam! Putih!!!! Hitam!!!!” Terdengar suara saling bersahutan. Suara mereka semakin riuh. Perdebatan keduanya pun semakin sengit. “Apa kamu buta warna?! Kertas itu Hitam!” Teguh tak mau kalah. “Buta warna? Kamu bodoh atau apa sih?! Jelas-jelas ini kertas putih bukan hitam!”

Mendengar itu semua, ibu guru lantas berkata,”Tenang anak-anak. Sekarang coba kalian kemari menghadap ibu guru.” Kedua anak itu menghampiri ibu guru. “Nah, sekarang kalian bertukar tempat. Teguh ke ruangan Gagah. Dan Gagah ke ruangan Teguh.”

Keduanya menuruti kata-kata ibu guru. Dari ruangan yang satu terdengar suara Gagah,”Hmm. Hihi..hihiii…kertasnya putih, bu.” Sementara di ruangan Teguh.”Hitam, bu.”

Mereka benar. Ibu guru memang menyiapkan dua kertas yang berbeda.

Dari cerita ini dapat diambil sebuah hikmah bahwa terkadang ketika dua orang berselisih paham, bisa jadi sesungguhnya keduanya benar. Tak ada yang salah dengan pendapat mereka masing-masing hanya saja mereka melihat dari sudut pandang yang berbeda.

Pelajaran untuk kita semua. Kita sering berseteru dalam banyak hal dan kondisi. Tak ada yang mau mengalah dan mencoba memahami. Terkadang kita hanya mau melihat pendapat diri kita sendiri yang sepertinya selalu benar.

Namun, bila orang lain memandang sesuatu yang sama dengan caranya yang berbeda tak ada salahnya mencoba memahami dan menyikapi perbedaan pendapat dengan cara yang bijaksana. Dengan mau mencoba mendengarkan pendapat yang lain dan tidak egois mengingat kita harus bisa lebih bersatu dalam banyak hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar